Indah Puasa dan Idul Fitri
Ketika mendengar kata Idul Fitri, tentu dalam benak setiap orang yang
ada adalah kebahagiaan dan kemenangan. Dimana pada hari itu, semua
manusia merasa gembira dan senang karena telah melaksanakan ibadah puasa
sebulan penuh.
Dalam Idul Fitri juga ditandai dengan adanya ”mudik (pulang kampung)”
dimana sebagian warga RT 10 juga mudik ke kampungnya masing-masing untuk bersilaturahmi ke sanak keluarganya.
Idul Fitri (kembali ke fitrah), ya suatu hari raya yang dirayakan
setelah umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh.
Dinamakan Idul Fitri karena manusia pada hari itu laksana seorang bayi
yang baru keluar dari dalam kandungan yang tidak mempunyai dosa dan
salah.
Idul Fitri juga diartikan dengan kembali ke fitrah (awal kejadian).
Dalam arti mulai hari itu dan seterusnya, diharapkan kita semua kembali
pada fitrah. Di mana pada awal kejadian, semua manusia dalam keadaan
mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan.
Untuk itu, memahami kembali makna Idul Fitri (kembali ke fitrah) dengan
membangun kembali pengabdian hanya kepada Allah adalah sebuah keharusan
sehingga kita semua dapat menjadi hamba-hamba muttaqin dan hamba yang
tidak mempunyai dosa. Dosa kepada Allah terhapus dengan jalan bertaubat
dan dosa kepada sesama manusia dapat terhapus dengan silaturrahim.
Cara Menghapus Dosa Kepada Allah Adalah dengan Taubat
Dosa merupakan catatan keburukan di sisi Allah yang telah dilakukan oleh
setiap manusia karena mereka tidak menjalankan perintah atau karena
mereka melanggar larangan Allah dan RasulNya.
Nah, dengan momentum Idul Fitri ini kita mari jadikan sebagai sarana
meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan bersilaturrahim (menyambung
kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua orang tua, anak,
keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita ketika ada
kebencian terhadap mereka. Sebab kasih sayang merupakan lawan dari
kebencian. Sehingga orang yang dalam dirinya ada kebencian pada suami
atau istri, orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman
dan relasi disebut dengan pemutus kasih sayang (Qathiul Rahim).
Di samping kita meminta maaf dan memberi maaf, kita juga harus dan wajib
sebisa mungkin menjadi pribadi pemaaf. Memberi maaf berbeda dengan
pemaaf. Kalau memberi maaf itu terjadi ketika ada orang yang meminta
maaf, sedang pemaaf adalah orang yang memberi maaf atas kesalahan orang
lain sebelum orang tersebut meminta maaf kepadanya. Hal ini dengan tegas
ada dalam surah Ali-Imran (3) ayat 134 :
Dengan demikian, mari kita jadikan Idul Fitri tahun ini berbeda dengan
Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya karena kita telah memahami akan
makna Idul Fitri. Dengan kita maksimalkan bersilaturahim untuk meminta
maaf, memberi maaf dan menjadi seorang pemaaf. Jangan biarkan kedengkian
dan kebencian merasuk kembali ke jiwa kita yang telah fitri (suci).
Untuk itu kami segenap pengurus warga RT 10 / RW 07 Perumahan Wahana Pondok Gede mengucapokan :
Beberapa foto-foto yang diabadikan selesai shalat Ied.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWe RT 10, warga yang tidak mudik seusai melaksanakan shalat Iedul Fitri di masjid Al-Muhajirin langsung berkeliling menyambangi tetangga untuk saling bermaaf-maafan.
BalasHapus